Rabu, 06 Agustus 2008

“ Si UPIK Jogya” sang JAGOAN ”

Yogyakarta, 23 Juli 2008

Kepala Bidang Kota Yogyakarta Drs. Sukirno MM., di Kantor Pemerintah Kota Yogyakarta mengemukakan, “Si UPIK” merupakan salah satu Program unggulan memberdayakan fungsi Bidang Kehumasan menerapkan sistim Buttom Up menampung aspirasi masyarakat sehingga akan terjadi interaksi/ komunikasi timbal balik yang mampu mengapresiasi kebutuhan dan keinginan masyarakat Yogyakarta.

Dalam rangka Kunjungan Diklat CYBER PUBLIC RELATIONS Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta, Sukirno menjelaskan, guna Membangun Kota Gudeg Jogyakarta, sangatlah dibutuhkan peran serta masyarakat secara aktif dan berkesinambungan. Sebagai pelayan masyarakat, Pemerintah Kota Jogyakarta memberikan kesempatan seluas luasnya menampung aspirasi masyarakat, yang selanjutnya melakukan pendistrubusian kepada masing masing Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait untuk ditindak lanjuti.

Demikian sambutan Kepala Bidang Kota Jogjakarta, Sukirno, yang didampingi Kepala Bidang Pengembangan Sistim Informasi (PSI) Drs. Rudi Firdaus MBA.MSi. serta Drs Nurpireno.Y selaku Koordinator “Si UPIK” dalam menerima peserta Diklat CYBER PR STMM “MMTC” Yogyakarta dibawah koordinator Edi Sugiantoro, SE dengan pimpinan rombongan Drs.
Suparwoto, M.Sn (Pembantu Ketua I STMM “MMTC” Yogyakarta), di Ruang Rapat II Kota Yogyakarta rabu (23/7/2008).

Terkait dengan Fungsi Bidang Kehumasan, Pemerintah Kota Jogyakarta menyediakan berbagai Media sebagai sarana penyampai ide gagasan, saran dan kritik membangun bagi masyarakat baik secara Konvensional (langsung) maupun berbasis Teknologi (Online melalui Jaringan Internet) , salah satu diantaranya yang juga menjadi Program Unggulan yang sangat menarik simpati masyarakat Yogyakarta adalah “Si UPIK”.

Program yang cukup familier “Si UPIK” merupakan sebuah Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan disampaikan secara langsung, juga melalui SMS, Faximili, e-mail maupun Internet. Berbagai macam permasalahan yang menjadi perhatian Masyarakat seperti diantaranya masalah Gepeng, Pemadaman Listrik, dan Sampah. Secara teknis mekanisme pengelolaan berbasis Teknologi atau Sistim Online, ditampung Operator, dilakukan Cek List sesuai bobot permasalahan: biasa, penting, dan tidak penting akan dihapus, setelah diferifikasi, didistribusikan kepada SKPD terkait. Pemantauan dan Cek List dilakukan setiap hari, sedangkan solusi dan aplikasi tindak lanjut ditangani oleh pihak SKPD yang bersangkutan. Program ini cukup mendapat respon dari Masyarakat terbukti antara 250-300 pesan dari masyarakat terjaring dalam program “Si UPIK” sang Jagoan setiap bulannya

Dengan Program dan sistim pelayanan secara terpadu dan berkesinambungan tersebut “Si UPIK” akan menjadi sarana komunitasi timbal balik yang efektif dan efisien bagi Pemerintah dalam menampung aspirasi, dan memberikan solusi terbaik, dalam mengapresiasi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Penulis : Tatik Pudjiastuti – LPP RRI Madiun

PEMKOT YOGYAKARTA AKAN TERUS KEMBANGKAN KERJASAMA DENGAN STMM ”MMTC” YOGYAKARTA"

Yogyakarta, 24 Juli 2008.
Pemerintah Kota Yogyakarta sangat beruntung dengan keberadaan Sekolah Tinggi Multi Media ”MMTC” di kota ini.
Penilaian tersebut dikemukakan Kepala Bidang Pengembangan Sistem Informasi Badan Informasi Daerah (BID) Kota Yogyakarta Drs. Rudi Firdaus MBA., MSi, pada kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan Peserta Diklat Cyber Public Relations MMTC di Ruang Rapat II Pemerintah Kota Yogyakarta, Rabu (23/7).
Rudi Firdaus mengatakan, dengan karakter khusus yang dimiliki STTM ”MMTC” Yogyakarta yang tidak dimiliki perguruan tinggi lain, STTM ”MMTC” Yogyakarta memiliki peran penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia dan menjadi pilihan bagi masyarakat dari berbagai pelosok tanah air.
Hal itu menurut Rudi Firdaus, tentunya juga berdampak positif bagi Kota Yogyakarta dari berbagai aspek selain pendidikan, seperti aspek pariwisata dan perdagangan.
Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri, khususnya Badan Informasi Daerah setempat, memiliki 4 orang pegawai yang merupakan lulusan STMM ”MMTC” Yogyakarta, dan beberapa orang pegawai Pemkot Yogyakarta yang saat ini juga sedang menimba ilmu di perguruan tinggi dimaksud, termasuk 4 orang yang sedang mengikuti Diklat Cyber Public Relations.
Untuk itu, kedepan, kata Rudi Firdaus, Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus mengembangkan Kerjasama dengan STMM ”MMTC” Yogyakarta khususnya dalam bentuk pelatihan-pelatihan.
Peserta Diklat Cyber Public Relations STMM ”MMTC” Yogyakarta Angkatan Pertama, yang melakukan Kunjungan Kerja Lapangan ke BID Kota Yogyakarta, berjumlah 21 orang yang berasal dari institusi pemerintah di berbagai daerah, dibawah koordinator Edi Giantoro, SE dengan pimpinan rombongan Drs. Suparwoto, M.Sn (Pembantu Ketua I STMM ”MMTC” Yogyakarta)
Dalam pertemuan yang berlangsung selama sekitar 2 jam itu, rombongan kunjungan kerja lapangan peserta Diklat Cyber Public Relations STMM ”MMTC” Yogyakarta juga mendapat berbagai penjelasan dari Kepala BID Kota Yogyakarta Drs. Sukirno, MM yang didampingi Kepala Bidang Pengembangan Sistem Informasi Drs. Rudi Firdaus MBA, MSi dan administrator ”UPIK” Drs. Nurpireno Y, tentang upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai pelayan masyarakat untuk menampung aspirasi masyarakat, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sehingga antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan masyarakat dapat saling memberi dan menerima.
Program yang dijalankan melalui berbagai media antara lain, Walikota Menyapa melalui siaran radio, Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan atau ”Si Upik”, Koran Bulanan Media Info Kota yang didistribusikan secara cuma-cuma untuk masyarakat sampai pada tingkat RT, Dialog Interaktif dalam Siaran Televisi Yogya menampilkan nara sumber dari pejabat-pejabat Pemkot yang membahas tentang berbagai permasalahan , serta pertemuan rutin dengan Pers sekali seminggu.


Reporter : Tatik Pudjiastuti – LPP RRI Madiun
Penulis naskah : Yusrizal – LPP RRI Padang
Editor : Tusianingsih – BID Kota Yogyakarta
Tri Octory Rustiana - MMTC Yogyakarta

Selasa, 05 Agustus 2008

BUPATI MADIUN H. MUHTAROM, S.Sos. AWALI TUGAS PIMPIN APEL PAGI

Madiun, Rabu 23 Juli 2008

Sehari setelah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Madiun masa jabatan 2008-2013 oleh Gubernur Jawa Timur pada hari Rabu tanggal 23 Juli 2008. Pasangan H. Muhtarom, S.Sos dan Drs. Iswanto, M.Si, Kamis 24 Juli 2008 langsung menunaikan tugas dan datang di kantornya sebagaimana pejabat dan pegawai Pemkab. lainnya.

Hari pertama mengawali tugasnya sebagai Bupati Madiun, H. Muhtarom, S.Sos memimpin langsung pelaksanaan apel pagi pegawai yang digelar pada pukul 07.00 wib. Sementara Wakil Bupati Iswanto berbaris bersama dengan Sekretaris Daerah, Asisten dan Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup kantor Sekretariat Pemerintah Kabupaten Madiun.

Pada amanat singkatnya Bupati Muhtarom menyampaikan; pertama, ucapan terima kasih atas pelaksanaan Pilkada Bupati dan Wakil Bupati yang lalu berjalan dengan tertib dan lancar, dimana keberhasilan tersebut juga berkat peran serta PNS; kedua bahwa pada pelaksanaan kampanye Pilbup yang lalu tidak menutup kemungkinan ada sedikit perbedaan dan ketidaksamaan pilihan, dimana semua itu sebenarnya merupakan hak dan kebebasan setiap warga yang dijamin oleh Undang-undang. Untuk itu mulai hari ini semuanya harus hilang dan “clean”, tidak boleh ada kasak kusuk yang tidak baik dan agar tidak punya perasaan yang macam-macam terkait dengan pilihan dalam Pilbup yang lalu. Ketiga justru saya mengajak semua pihak untuk terus melanjutkan tugas dan fungsi masing-masing, sehingga pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu.

Usai apel pagi, Bupati dan Wakil Bupati langsung melakukan rapat dengan pimpinan SKPD dilingkup Sekretariat Pemkab. Madiun dilanjutkan dengan kunjungan ke SKPD, diluar Sekretariat Pemkab. antara lain : ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi PK dan M, Dinas PU Pengairan, Dinas Perkebunan dan terakhir di Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Sedangkan Wakil Bupati Iswanto melakukan kunjungan pada Bagian-Bagian di dalam lingkup Sekretariat Pemkab. Madiun.

Kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi Jajaran SKPD yang ada dan menyerap aspirasi para pegawai yang akan mendukung sepak terjang Pasangan Muhtarom – Iswanto (MUIS) dalam mewujudkan visi dan misi yang akan dicapai.

Naskah : Tatik Pudjiastuti

Pilkada Madiun Berlangsung Aman

Madiun Jurnal Nasional
Pemilihan kepada daerah (Pilkada) Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang berlangsung, Rabu (18/6), berjalan aman dan lancar. Hal itu disampaikan Edi Purwinarto, Kepala Kesbanglingmas Jatim saat melakukan kunjungan ke beberapa tempat memantau pelaksaan Pilkada.
Edi Purwinarto mengatakan, sangat berterima kasih kepada masyarakat madiun yang memberikan hak pilihnya kepada masing-masing calon. "Kami mengucapkan terima kasih Pilkada Madiun yang hingga kini proses pemilihan Bupati berjalan lancar," katanya. witanto
Pilkada Kabupaten Madiun diikuti tiga kandidat. Yakni pasangan pasangan Tomo Budi Prasojo-Bagus Rizky (Toba) yang diusung Partai Golkar, pasangan Muhtarom- Iswanto (Muis) yang diusung PKB dan Partai Demokrat, dan pasangan Zaenal Abidin - Johanes Ristu Nugroho (Zaestu) yang diusung PDIP.
Adapun jumlah TPS yang tersebar sebanyak 1087 TPS yang tersebar di 206 desa dan kelurahan, sedangkan jumlah pemilih sebanyak 270.326 laki-laki dam 278.551 pemilih perempuan. Witanto

Polres Madiun Bongkar Jaringan Pengedar Uang Palsu

Polres Madiun Bongkar Jaringan Pengedar Uang Palsu24 July 2008, 05:16 pm No Comments
MADIUN–MI:Jajaran Satuan Reskrim Kepolisian Resor (Polres) Madiun membongkar jaringan pembuat dan pengedar uang palsu.
Kepala Polres (Kapolres) Madiun Ajun Komisaris Besar Andhi Hartoyo di kantornya, Kamis (24/7), mengatakan jaringan pembuat dan pengedar uang palsu tersebut berhasil dibongkar polisi pada Rabu (23/7) dengan menangkap sejumlah tersangka.
Kasus itu terbongkar dari laporan Juwariah, 38, warga RT 12/RW 2 Desa Sendangrejo, Kecamatan/Kabupaten Madiun kepada petugas yang sedang patroli melewati kiosnya, kata Andhi.
Ia menyatakan, Juwariah, penjual berbagai kebutuhan pokok kepada petugas memberikan beberapa lembar uang
palsu (upal). Menurut pengakuan Juwariah, uang palsu itu diduga berasal dari Subakir, 44, penduduk Desa Betek, Kecamatan/Kabupaten Madiun.
Atas informasi itu, ujar Andhi, petugas segera menyelidiki keberadaan Subakir. Setelah diselidiki, pada Rabu sekitar pukul 10.00 Subakir ditangkap di rumahnya dengan barang bukti sejumlah uang palsu pecahan Rp20 ribu.
Tersangka mengakui uang palsu itu diperoleh dari seorang kenalan dengan imbalan 1;4 hingga 5. Yaitu, setiap satu lembar uang asli ditukar dengan empat sampai lima lembar uang palsu pecahan sama.
Dari hasil penyidikan lebih dalam, uang palsu berasal dari Mujakir, warga
Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Oleh karena itu, petugas juga menangkap Mujakir, disusul dengan penangkapan tersangka lain yaitu Heri Suhendro, warga Perumahan Griya Salak Blok D Jalan Salak, Kota Madiun, dan Rohib, penduduk Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan.
Menurut pengakuan para tersangka, uang palsu itu dibuat oleh Abdulrahman, 52, warga Desa Sukolilo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun. Saat menangkap para tersangka, petugas juga menyita barang bukti berupa seperangkat komputer, printer warna, kertas, uang palsu yang masih dalam proses cetak, dan sepeda motor. (AG/OL-01) Email This Post There is No Responses to “ Polres Madiun Bongkar Jaringan Pengedar Uang Palsu ”

KIOS BUKU BRING HARJO YOGYAKARTA MENARIK MINAT UNTUK DIKUNJUNGI

Yogyakarta, Agustus 2008

Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan, pariwisata dan perdagangan.

Dengan demikian membuka peluang bisnis yang cukup bagus dikota ini.

Sebagai kota pendidikan misalnya kebutuhan masyarakat akan buku-buku pelajaran dari mulai SD s.p Perguruan Tinggi tidak hanya tersedia di toko-toko buku yang terkenal, tetapi juga cukup mudah didapat disudut sudut keramaian Kota Yogyakarta di sepanjang jalan Malioboro, begitu juga disalah satu tempat/ pusat perbelanjaan dipasar Bring Harjo, sudah tentu dengan harga yang cukup bersaing, dengan kwalitas bagus.

Inilah yang membuat para pelajar/mahasiswa tidak enggan mendapatkan buku dengan harga murah/ terjangkau, baik didalam maupun diluar pasar Bring Harjo Yogyakarta.

Demikian dikatakan oleh seorang pembeli Tarmoyo, pelajar SMA di Kota Yogyakarta.

Anda punya uang pas-pasan ? jangan ragu dan jangan takut uang anda tidak laku. Datang di Kios buku Bring Harjo kebutuhan buku anda akan terpenuhi.

Tatik Pudjiastuti

ABDI DALEM SEPUH YANG TETAP MENJUNJUNG TINGGI TRADISI KRATON YOGYAKARTA


Yogyakarta, 5 Agustus 2008

Untuk mengetahui sejarah Kraton Yogyakarta, tentu tidak sebatas bangunan fisik ataupun keluarga kerajaan yang tinggal didalamnya, namunjuga para abdi dalem maupun prajurit-prajuritnya. Merekalah yang secara sukarela, tanpa pamrih, penuh loyalitas dan berdedikasi tinggi dalam menjaga keberadaan Kraton.

Prajurit Kraton, sebagaimana kraton itu sendiri, juga mengalami pergeseran peran dan fungsi. Dimasa kerajaan, mereka benar benar berfungsi sebagai prajurit perang. Namun setelah Yogyakarta bergabung dengan Republik Indonesia, fungsi prajurit dialihkan menjadi prajurit seremonual yang bertugas pada saat upacara Garebeg Syawal, Garebeg Besar dan Garebeg Mulud ( sekaten), serta pada acara-acara penting lainnya yang digelar di Kraton Yogyakarta.

Orang tua ini adalah sosok Abdi Dalem sepuh Kraton Yogyakarta yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1756 diwilayah Hutan Beringin yang kemudian diabadikan untuk nama pasar dipusat Kota yaitu Pasar Bring Hardjo. Sedangkan istilah Yogyakarta berasal dari kata Yogya dan Karta. Yogya artinya baik dan Karta artinya makmur.

Kraton Yogyakarta sekarang ini mempunyai sekitar 2000 Abdi Dalem yang masing-masing setiap hari melakukan pekerjaan sesuai tugasnya sebagai penjaga pintu gerbang Kraton, Tempat Pasewakan Agung atau pendopo, juga ditempat tempat lain seperti misalnya yang nampak dalam gambar ini adalah sosok abdi dalem sepuh yang sampai sekarang ini masih mengemban tugas sebagai abdi dalem yang menjaga tradisi lama, abdi dalem sepuh ini seperti halnya mengemban tugas dimasa masa kerajaan tempo dulu, selalu siap sedia dihalaman pendopo pasewakan agung sewaktu waktu mendapat katimbalan (dipanggil) menerima perintah Sultan atau Keluarga Kraton lainnya.,duduk bersila diatas tanah tampa alas mulai pukul 08.00-12.00. Sementara abdi dalem yang bertugas jaga lainnya duduk bersila beralas lantai disalah satu teras bangunan Kraton, atau duduk diatas bangku menjaga pintu gerbang masuk Kraton Yogyakarta.

Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang juru bicara yang mendampingi para pengunjung kraton, bahwa ini adalah satu bentuk pengabdian Abdi Dalem yang tetap menjunjung tinggi tradisi kehidupan Kraton kepada junjungannya Sinuhun Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono ke X.